Mornig semuanya,gue hanya ingin mengeluarkan apa yang ada dalam pemikiran gue tentang Kekuatan Mahasiswa dizaman sekarang ini.
Mungkin dizaman sebelumnya,di era keemasan para pelajar dan mahasiswa,mereka memiliki kekuatan sosial,yang jika mereka menyalurkan apresiasi mereka atau berdemo,suara mereka sangat diperhitungkan. Beda dengan zaman sekarang ini
Kenapa?
Karena pada zaman sebelumnya mereka sebelum berdemo,mereka menelaah dulu apa yang akan mereka demo,apakah hal yang mereka demo itu pantas untuk didemo atau tidak,dan apa solusinya dari pemecahan masalah tersebut.
Lain halnya dengan para pelajar dan mahasiswa zaman sekarang ini,mereka berdemo karena hal yang menurut mereka tidak enak,maka mereka demo. Bukan karena dampak dari suatu keputusan pemerintah itu buruk bagi rakyat,tapi buruk bagi nafsu mereka semata. Seperti halnya anak kecil yang dilarang-larang oleh orang tuanya,maka anak kecil tersebut berfikir bahwa orang tua tersebut jahat atau terlalu banyak melarang, namun mereka tidak memikirkan bahwa dibalik larangan-larangan tersebut,sebenarnya maksud dan tujuannya baik untuk mereka sendiri.
Dan yang paling parahnya lagi, para mahasiswa tersebut dizaman sekarang telah menjadi alat atau senjata bagi politikus-politikus yang tidak setuju dengan keputusan pemerintah, dan demi kemajuan fraksi mereka pribadi. Maka para politikus tersebut berinisiatif untuk membayar para mahasiswa tersebut untuk berdemo, dan harganya pun relatif, tergantung sampai mana mereka mau mengerahkan kekuatan untuk berdemo, mulai dari Rp 10.000 ~ Rp 50.000 / orang.
Sungguh ironis sekali dizaman sekarang ini para cendikiawan dijadikan boneka oleh para politikus-politikus kotor. Dan sayangnya para mahasiswa tersebut memiliki slogan tersendiri
Follow @Harpiest92
Mungkin dizaman sebelumnya,di era keemasan para pelajar dan mahasiswa,mereka memiliki kekuatan sosial,yang jika mereka menyalurkan apresiasi mereka atau berdemo,suara mereka sangat diperhitungkan. Beda dengan zaman sekarang ini
Kenapa?
Karena pada zaman sebelumnya mereka sebelum berdemo,mereka menelaah dulu apa yang akan mereka demo,apakah hal yang mereka demo itu pantas untuk didemo atau tidak,dan apa solusinya dari pemecahan masalah tersebut.
Lain halnya dengan para pelajar dan mahasiswa zaman sekarang ini,mereka berdemo karena hal yang menurut mereka tidak enak,maka mereka demo. Bukan karena dampak dari suatu keputusan pemerintah itu buruk bagi rakyat,tapi buruk bagi nafsu mereka semata. Seperti halnya anak kecil yang dilarang-larang oleh orang tuanya,maka anak kecil tersebut berfikir bahwa orang tua tersebut jahat atau terlalu banyak melarang, namun mereka tidak memikirkan bahwa dibalik larangan-larangan tersebut,sebenarnya maksud dan tujuannya baik untuk mereka sendiri.
Dan yang paling parahnya lagi, para mahasiswa tersebut dizaman sekarang telah menjadi alat atau senjata bagi politikus-politikus yang tidak setuju dengan keputusan pemerintah, dan demi kemajuan fraksi mereka pribadi. Maka para politikus tersebut berinisiatif untuk membayar para mahasiswa tersebut untuk berdemo, dan harganya pun relatif, tergantung sampai mana mereka mau mengerahkan kekuatan untuk berdemo, mulai dari Rp 10.000 ~ Rp 50.000 / orang.
Sungguh ironis sekali dizaman sekarang ini para cendikiawan dijadikan boneka oleh para politikus-politikus kotor. Dan sayangnya para mahasiswa tersebut memiliki slogan tersendiri
" Ada uang, ada demo. Makin besar uang, makin besar kekuatan yang akan dikerahkan"
Dan lihatlah perbedaan mahasiswa dizaman dahulu dan mahasiswa zaman sekarang
 |
| Mahasiswa zaman dahulu yang lebih mementingkan prestasi |
Dan inilah mahasiswa zaman sekarang
 |
| Sangat berprestasi "diatas ranjang" |
 |
| Dan sangat berprestasi dalam "Menerbangkan Batu" |
No comments:
Post a Comment